BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembahasan
Dalam setiap organisasi, ada tiga sumber daya utama yang
harus dikelola jika organisasi ingin mencapai tujuan dan sasaran. Ketiga sumber
daya tersebut adalah manusia, material
dan sumber daya keuangan; dari ketiga sumber daya tersebut, manajemen sumber
daya manusia adalah yang paling penting dan sulit untuk di kelola. Alasannya
adalah bahwa setiap manusia dilahirkan unik dan karena itu pasti akan memiliki
karakteristik yang berbeda yaitu, cara mereka berpikir merasa alasan dan
bertindak; kedua, manusia mengendalikan dan mengkoordinasikan sumber daya
lainnya. Mereka merupakan tenaga kerja dari suatu organisasi dan disebut
sebagai personil. Karena sifat manusia memainkan bagian yang sangat besar dalam
kesuksesan suatu organisasi, karena itu penting untuk memiliki hubungan kerja
yang efektif antara karyawan dan manajer karena hal ini sangat penting untuk
keberhasilan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia, yang melibatkan manajemen
yang efisien dan efektif dalam sebuah organisasi, adalah salah satu fungsi
vital Pendidikan Administrator. Hal ini karena setiap administrator memiliki
fungsi untuk melakukan melalui staf dan kemampuan sendiri. Setiap universitas
seperti organisasi formal lain kebutuhan manusia untuk menjalankan program dan
mencapai tujuan pendidikan dan tujuan. Untuk dapat mencapai hal ini, Panitera
yang adalah "kepala pemerintahan telah memastikan bahwa dengan siapa dia bekerja? tahu apa yang harus
dilakukan? kapan melakukannya dan bagaimana melakukannya? Nama lain untuk
manajemen sumber daya manusia adalah karyawan. Fungsi dasar adalah untuk
berurusan dengan orang-orang yang membentuk sebuah organisasi; dan orang-orang
ini memiliki minat beragam, tujuan dan nilai-nilai.
Akpakwu (2003), berkenaan dengan manajemen personalia
sebagai pemanfaatan yang tepat dari orang-orang dalam organisasi untuk mencapai
kebutuhan dan tujuan organisasi. Sejauh ini, melibatkan memahami sifat
orang-orang dalam suatu organisasi, kebutuhan dan aspirasi dan berkembang
strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi. Ini juga
meliputi penentuan tujuan organisasi dan menciptakan suasana yang kondusif
terhadap mengarah staf untuk mencapai tujuan organisasi.
Armstrong di Akpakwu (2003), melihat manajemen personalia
sebagai proses untuk mendapatkan, mengatur dan memotivasi sumber daya manusia
yang diperlukan oleh organisasi. Ia menganjurkan untuk menciptakan lingkungan
yang sangat kondusif dan ramah dalam rangka memenuhi kebutuhan pekerja dan
mencapai tujuan organisasi. Denga (1990), di sisi lain, berkenaan dengan
manajemen Manusia sebagai latihan dalam rekayasa manusia. Orang memiliki
kebutuhan, masalah, dll perasaan temperamen yang mereka datang bersama dengan
lembaga-lembaga ini. Apa yang pernah nama itu disebut, manajemen sumber daya
manusia adalah tanggung jawab semua orang yang mengelola orang. Oleh sebab itu
manajer administrasi harus mencari cara untuk memuaskan kebutuhan ini
sedemikian rupa sehingga organisasi, individu dan tujuan masyarakat tercapai.
2.2
Batasan Masalah
Dari latar belakang pembahasan di atas, penulis membatasi
bahasan dengan berpedoman kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a.
Apa pengertian dari Sumber Daya Manusia?
b.
Apa Fungsi dari Sumber Daya Manusia?
c.
Apa pengertian dari perilaku organisasi?
d.
Apa hubungan antara motivasi dan perilaku organisasi?
1.3
Tujuan Perumusan Pembahasan
Berdasar dari rumusan pembahasan di atas, ada beberapa
tujuan masalah yang ingin dicapai penulis, yaitu:
a.
Mengetahui arti dari sumber daya manusia.
b.
Mengetahui fungsi dari sumber daya manusia.
c.
Mengetahui pengertian dari perilaku Manusia.
d.
Mengetahui hubungan antara motivasi dan perilaku organisasi.
1.4
Sistematika Pembahasan
Untuk lebih sistematisnya makalah ini, maka penulis
menyusunnya menjadi tiga bab, yang terdiri dari:
BAB I.
PENDAHULUAN,
terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Perumusan
Masalah dan Sistematika Pembahasan.
BAB II.
PEMBAHASAN, terdiri
dari: Pengertian Sumber Daya Manusia, Fungsi Sumber Daya Manusia, Pengertian
Perilaku Organisasi, dan Pengaruh Motivasi terhadap Perilaku Organisasi.
BAB III.
KESIMPULAN.
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia
Ada beberapa pengertian kata manajemen menurut para ahli, diantaranya
adalah:
1
Terry
merumuskan manajemen sebagai suatu proses tertentu, yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing),
melaksanakan (actuating), dan mengendalikan (controlling) manusia
dan sumberdaya lainnya, yang kesemuanya itu dilakukan untuk menentukan dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2
Menurut Beach manajemen adalah proses penggunaan
bahan-bahan dan manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang mencakup
kegiatan-kegiatan pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan evaluasi.
3
Stoner
dan Wankel menyatakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan
proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
yang sudah ditetapkan. Proses disini
berarti suatu cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu.
4
Stoner
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer, apapun
keahlian dan keterampilannya, terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling
berkaitan dalam upayanya untuk mencapai tujuan organisasi.
Berkaitan dengan manusia, seorang ilmuwan yang bernama
Douglas Mc Gregor memberikan pandangannya dengan teori (X dan Y). teori X
adalah manusia dipandang dari sisi negative karena dalam diri manusia terdapat
sifat-sifat negate atau jelak, diantaranya adalah: malas, pasif, tidak mandiri,
menghindari tanggung jawab, tidak suka belajar, tidak mendapat kepuasan dari pekerjaan, dan sifat negative yang
lainnya. Untuk mengantisifasi atau menjaga dari sifat-sifat negative ini, maka
manusia tersebut harus diberikan jalan keluar berupa: Harus dilecuti, dipaksa
dan diancam oleh organisasi (masyarakat/kumpulan). Hal itu akan berhasil apabila
ditunjang oleh peraturan, proses kekuasaan dan wibawa manajemen.
Sementara teori Y adalah manusia dipandang dari sisi postif
karena dalam diri manusia selain memiliki sifat negative, juga memiliki sifat
positif. Diantara sifat positif tersebut adalah: rajin, aktif, mandiri,
menyukai tanggung jawab, mau berkembang, mencari kepuasan dari pekerjaannya,dan
sifat positif lainnya. Merespon sikap-sikap positif tersebut, maka yang harus
dilakukan adalah: berikan independensi, partisipasi
dan komunikasi yang terbuka, lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan manusiawi
dan untuk mendayagunakan potensi manusia.
Dari teori yang disampaikan oleh Douglas Mc Gregor, penulis
berasumsi bahwa yang dimaksud dengan manajemen sumber manusia adalah bagaimana
menata dan mengelola dua sikap (sifat) yang dimiliki oleh manusia. Sikap-sikap
yang negative tentu harus dikembangkan dan dijaga; sementara sikap-sikap
negative diusahakan untuk dihilangkan dan diarahkan untuk berubah menjadi sikap
positif yang akan menunjang untuk keberhasilan sebuah tujuan.
2.2 Fungsi
Sumber Daya Manusia
Tanggung jawab utama dari seorang manajer sumber daya
manusia adalah untuk memastikan bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan dan
dikelola secara efisien dan seefektif mungkin. Dalam hal ini dalam sebuah organisasi
ataupun sebuah perusahaan, lembaga pendidikan ataupun yanglainnya, rekrutmen
sumber daya manusia harus menjadi perhatian utama. Dalam proses rekrutmen SDM harus
memenuhi tujuan sebagai berikut:
1. Rekrutmen dan seleksi, mengembangkan
tempat kerja yang diperlukan oleh organisasi.
2. Membantu dalam menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif bagi anggota stafnya sehingga meningkatkan kepuasan maksimal
sehingga memotivasi mereka.
3. Memastikan bahwa kemampuan dan
keterampilan dari angkatan kerja digunakan untuk optimal menurut misi
universitas dan mandat.
4. Memastikan keseimbangan yang adil
antara kebutuhan pribadi staf dan kebutuhan Registry dan universitas pada
umumnya.
Efektivitas dan dari setiap organisasi adalah tergantung
pada penggunaan efisien sumber daya khususnya sumber daya manusia. fungsi
sumber daya manusia secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga fungsi
dasar yaitu:
1. penggunaan pribadi untuk memenuhi
kebutuhan organisasi;
2. Motivasi karyawan untuk memenuhi
kebutuhan mereka dan kebutuhan organisasi;
3. Pemeliharaan hubungan manusia.
fungsi
sumber daya manusia manajemen lainnya meliputi:
1.
Perekrutan dan Seleksi: - Ini melibatkan mencari orang yang
tepat untuk mengisi posisi yang kosong. Tentu saja proses ini harus dilakukan
secara professional, sehingga tidak salah dalam menempatkan orang.
2.
Pelatihan dan Pendidikan, kegiatan ini dilakukan sebagai
salah satu usaha dalam rangka peningkatan kemampuan kerja yang akan berdampak
pada peningkatan kinerja bawahan.
3.
Upah; hal yang tidak mudah untuk dilaksanakan, karena ini
menyangkut keberlangsungan karyawan ataupun perusahaan (organisasi). Upah
terlalu besar, akan mengancam keberlangsungan perusahaan; sementara terlalu
kecil akan mengancam keberadaan pegawai. Maka berkaitan dengan upah ini harus
dikelola secara professional juga.
4.
Staf Penilaian: - Ini adalah proses terus-menerus feed back
pada bawahan tentang seberapa baik mereka telah dilakukan pada pekerjaan
mereka.
5.
Kesejahteraan: hal yang harus diperhatikan oleh seorang
atasan terhadap bawahan, sehingga tidak terjadi keresahan di kalangan karyawan
atau pegawai yang berdampak pada penurunan kinerja.
2.3 PERILAKU
ORGANISASI
Semua organisasi termasuk lembaga pendidikan terdiri dari
orang-orang yang memilih untuk bekerja di dalamnya terutama karena memungkinkan
mereka untuk memenuhi setidaknya beberapa kebutuhan pribadi mereka. Hampir
semua orang bekerja, bermain atau dididik dalam suatu lingkungan tidak terlepas
dari namanya organisasi. Ede (2000), mendefinisikan organisasi sebagai suatu
sistem kegiatan yang terkoordinasi secara sadar sengaja terstruktur dengan
tujuan untuk mewujudkan tujuan tertentu. Dale (1978), berpendapat bahwa
organisasi adalah: "Ketika beberapa orang bekerja sama untuk tujuan yang
umum, harus ada beberapa bentuk organisasi: yaitu tugas harus dibagi di antara
mereka dan kerja kelompok harus dikoordinasikan. Membagi pekerjaan dan mengatur
koordinasi membuat proses organisasi dan setelah itu selesai, kelompok dapat
digambarkan sebagai sebuah organisasi. "
Menurut Unachukwu (1997), semakin kompleks suatu organisasi,
semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan, memprediksi peristiwa atau
fenomena dan mencapai tujuan yang maksimal. Oleh karena itu kita dapat melihat
perilaku organisasi sebagai studi sistematis mengenai organisasi, bagaimana
mereka mulai, bagaimana mereka mengembangkan dan pengaruhnya terhadap anggota
individu. Ini juga merupakan upaya sistematis untuk memahami perilaku orang
dalam sebuah organisasi, bukan hanya perilaku kebijakan struktur, perilaku
manusia, unsur-unsur perilaku, perilaku sistem harus menjadi sebuah kajian.
mengikuti prinsip
perilaku manusia: Orang-orang di organisasi diatur oleh mekanisme psikologis
yang sama, baik di pekerjaan maupun di luar pekerjaan. perilaku organisasi
adalah perilaku manusia dalam lingkungan tertentu. Perilaku seorang individu
dalam suatu organisasi ditentukan sampai batas tertentu oleh faktor internal
dan eksternal. Ini termasuk kemampuan belajar, motivasi, persepsi, sikap,
emosi, frustrasi dan lain-lain; sedangkan faktor eksternal meliputi stres,
sistem penghargaan, tingkat kepercayaan, kohesivitas kelompok, faktor sosial,
kebijakan kantor dan lain-lain.
Perilaku organisasi juga bisa situasional. perilaku seorang
individu tidak bisa memisahkan diri dari situasi dia menemukan dirinya sendiri.
Sebagai contoh seorang individu yang biasanya
tenang dipaksa menjadi agresif secara fisik karena dipengaruhi oleh
lingkungannya atau karena ia dekat dengan orang-orang yang sikapnya agresif. Perilaku
individu terkadang terpengaruh dengan karakteristik dan kebiasaan lingkungan
yang ia tinggali.
Organisasi dipandang
sebagai sistem yang kompleks yang terdiri dari subsisten saling terkait.
Perubahan dalam setiap bagian dari sistem berakibat pada bagian lain dari
sistem. Modifikasi dalam sistem mengarah ke perubahan positif yang diinginkan
disebut fungsi. Sementara konsekuensi negatif dalam menanggapi perubahan atau
perubahan sistem disebut disfungsi. Oleh karena itu perilaku seorang individu
lahir dari keputusan yang telah diambil dalam sebuah organisasi.
Organisasi merupakan interaksi yang konstan antara struktur
dan proses. Untuk mendapatkan tugas dicapai dalam sebuah organisasi, kita perlu
mendefinisikan siapa yang melakukan apa. Struktur merujuk kepada organisasi,
definisi bentuk dan aturan. Ini adalah kesepakatan yang harus dibuat dalam
sebuah organisasi.. Proses adalah urutan aktivitas dalam sistem. Pengambilan
Keputusan, Komunikasi, Kepemimpinan dan Konflik adalah beberapa contoh dari
banyak proses yang terjadi dalam sebuah organisasi. Ocho (1997), tepat
menunjukkan bahwa manusia dalam suatu organisasi harus terus termotivasi untuk beraktifitas
yang memadai dan komitmen.
2.4
Motivasi dan Perilaku Organisasi
Tanpa sumber daya manusia tidak mungkin ada organisasi. Sumber daya manusia dalam dua
kategori: atasan dan bawahan. Okonkwo (1997), adalah pandangan bahwa para
pekerja dan kebutuhan mereka harus menonjol dalam benak pimpinan organisasi
apapun. Dengan kata lain, lemahnya sistem pengelolaan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi akan menyebabkan ketidakefektifan atau runtuhnya organisasi.
Edem (1998), menyatakan bahwa teori Barnard-Simon dari
motivasi mengakui hubungan antara kepuasan dengan kebutuhan organisasi pekerja
dan produktivitas pekerja. Teori ini mengasumsikan bahwa pekerja akan
menunjukkan hasil yang memuaskan dengan baik jika kebutuhan mereka terpenuhi.
Nwankwo (1982), berpendapat bahwa semakin banyak kebutuhan pekerja puas dalam
organisasi, semakin mereka termotivasi untuk bekerja dan dengan demikian
memenuhi kebutuhan organisasi. Untuk
memotivasi seorang pekerja seorang atasan harus mampu menggerakkan, mendorong
dan memberi energi dia ke dalam tindakan yang pada akhirnya akan mengarah pada
pencapaian tujuan organisasi. Jadi motivasi terutama berkaitan dengan
pengeluaran upaya menuju tujuan.
Leavitt (1972), menjelaskan ada tiga premis dasar berkaitan
dengan model motivasi, yaitu:
1.
Perilaku ini disebabkan: Hal-hal yang kita lakukan, tidak
hanya terjadi. Ada
selalu faktor yang mendasari
selalu faktor yang mendasari
2.
Perilaku diarahkan: Dalam arti utama, perilaku di sana tanpa
tujuan.
3.
Perilaku termotivasi: mendasari apa yang kita lakukan adalah
motif dan
drive yang memberikan kita energi untuk mencapai tujuan atau setidaknya
bergerak ke arah tujuan.
drive yang memberikan kita energi untuk mencapai tujuan atau setidaknya
bergerak ke arah tujuan.
Ketiga
hal di atas banyak membantu dalam memahami perilaku pekerja dalam sebuah
organisasi.
Ketika Adam Smith memberikan konsep dasar ekonomi dari sudut
pandang motivasi manusia, ia berpendapat bahwa orang bekerja terutama untuk
uang dan tidak peduli perasaan sosial, dan termotivasi untuk melakukan sesuatu
yang menyediakan upah yang besar.. Pendekatan ini mendapat kritik karena
pandangannya terhadap manusia hanya berdasar materi semata. Uang mungkin bukan
satu-satunya sumber utama perilaku
Menurut Argyle (1972) komitmen adalah salah satu unsure yang tidak bisa
dipisahkan dalam diri manusia, ketika harus memandang motivasi ia melakukan
sesuatu. Komitmen yang kuat akan menjadikan seseorang mau berkorban apa saja.
Karena ia berpendapat ketika ia melakukan pekerjaan dengan baik berdasar
komitmen, maka uang itu akan dating dengan sendirinya.
Motivasi yang tinggi akan memberikan prestasi kerja yang
tinggi pula.. Kurangnya motivasi dalam situasi kerja memiliki pengaruh serius
pada kepuasan kerja dan ketika kepuasan kerja tidak ada, pekerja mungkin akan
segera meninggalkan organisasi.
BAB III.
KESIMPULAN
Dari uraian makalah yang berjudul “Hubungan Motivasi Kerja
dan Perilaku Organisai” penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
manajemen sumber manusia adalah bagaimana menata dan
mengelola dua sikap (sifat) yang dimiliki oleh manusia. Sikap-sikap yang
negative tentu harus dikembangkan dan dijaga; sementara sikap-sikap negative
diusahakan untuk dihilangkan dan diarahkan untuk berubah menjadi sikap positif
yang akan menunjang untuk keberhasilan sebuah tujuan.
2.
Ada beberapa fungsi SDM dalam sebuah organisasi, yaitu:
a. Kelancaran pencapaian tujuan
organisasi;
b. Kinerja yang tinggi;
c. Modal penting dalam pencapaian
tujuan organisasi; dan
d. Senjata dalam mempertahankan
eksistensi sebuah organisasi.
3.
Perilaku organisasi berkaitan erat dengan perilaku orang
yang berada dalam organisasi tersebut. Apabila sebuah organisasi diisi oleh
orang-orang yang berintelektual tinggi, niscaya itu tergambar pada perilaku
organisasi; begitu pula apabila sebuah organisasi terdiri daro orang-orang yang
radikal, itu juga bisa terlihat dalam perilaku organisasi.
4.
Motivasi tinggi yang ada dalam diri seseorang, akan
berpengaruh terhadap kinerja yang tinggi dan perilaku organisasi yang tinggi
pula; begitu juga, motivasi yang rendah akan berpengaruh terhadap rendahnya
kinerja dan perilaku organisasi yang rendah pula.