Sabtu, 01 Desember 2012

Perilaku Organisasi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembahasan
Dalam setiap organisasi, ada tiga sumber daya utama yang harus dikelola jika organisasi ingin mencapai tujuan dan sasaran. Ketiga sumber daya tersebut adalah  manusia, material dan sumber daya keuangan; dari ketiga sumber daya tersebut, manajemen sumber daya manusia adalah yang paling penting dan sulit untuk di kelola. Alasannya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan unik dan karena itu pasti akan memiliki karakteristik yang berbeda yaitu, cara mereka berpikir merasa alasan dan bertindak; kedua, manusia mengendalikan dan mengkoordinasikan sumber daya lainnya. Mereka merupakan tenaga kerja dari suatu organisasi dan disebut sebagai personil. Karena sifat manusia memainkan bagian yang sangat besar dalam kesuksesan suatu organisasi, karena itu penting untuk memiliki hubungan kerja yang efektif antara karyawan dan manajer karena hal ini sangat penting untuk keberhasilan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia, yang melibatkan manajemen yang efisien dan efektif dalam sebuah organisasi, adalah salah satu fungsi vital Pendidikan Administrator. Hal ini karena setiap administrator memiliki fungsi untuk melakukan melalui staf dan kemampuan sendiri. Setiap universitas seperti organisasi formal lain kebutuhan manusia untuk menjalankan program dan mencapai tujuan pendidikan dan tujuan. Untuk dapat mencapai hal ini, Panitera yang adalah "kepala pemerintahan telah memastikan bahwa  dengan siapa dia bekerja? tahu apa yang harus dilakukan? kapan melakukannya dan bagaimana melakukannya? Nama lain untuk manajemen sumber daya manusia adalah karyawan. Fungsi dasar adalah untuk berurusan dengan orang-orang yang membentuk sebuah organisasi; dan orang-orang ini memiliki minat beragam, tujuan dan nilai-nilai.
Akpakwu (2003), berkenaan dengan manajemen personalia sebagai pemanfaatan yang tepat dari orang-orang dalam organisasi untuk mencapai kebutuhan dan tujuan organisasi. Sejauh ini, melibatkan memahami sifat orang-orang dalam suatu organisasi, kebutuhan dan aspirasi dan berkembang strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi. Ini juga meliputi penentuan tujuan organisasi dan menciptakan suasana yang kondusif terhadap mengarah staf untuk mencapai tujuan organisasi.
Armstrong di Akpakwu (2003), melihat manajemen personalia sebagai proses untuk mendapatkan, mengatur dan memotivasi sumber daya manusia yang diperlukan oleh organisasi. Ia menganjurkan untuk menciptakan lingkungan yang sangat kondusif dan ramah dalam rangka memenuhi kebutuhan pekerja dan mencapai tujuan organisasi. Denga (1990), di sisi lain, berkenaan dengan manajemen Manusia sebagai latihan dalam rekayasa manusia. Orang memiliki kebutuhan, masalah, dll perasaan temperamen yang mereka datang bersama dengan lembaga-lembaga ini. Apa yang pernah nama itu disebut, manajemen sumber daya manusia adalah tanggung jawab semua orang yang mengelola orang. Oleh sebab itu manajer administrasi harus mencari cara untuk memuaskan kebutuhan ini sedemikian rupa sehingga organisasi, individu dan tujuan masyarakat tercapai.

2.2 Batasan Masalah
Dari latar belakang pembahasan di atas, penulis membatasi bahasan dengan berpedoman kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a.       Apa pengertian dari Sumber Daya Manusia?
b.      Apa Fungsi dari Sumber Daya Manusia?
c.       Apa pengertian dari perilaku organisasi?
d.      Apa hubungan antara motivasi dan perilaku organisasi?

1.3 Tujuan Perumusan Pembahasan
Berdasar dari rumusan pembahasan di atas, ada beberapa tujuan masalah yang ingin dicapai penulis, yaitu:
a.       Mengetahui arti dari sumber daya manusia.
b.      Mengetahui fungsi dari sumber daya manusia.
c.       Mengetahui pengertian dari perilaku Manusia.
d.      Mengetahui hubungan antara motivasi dan perilaku organisasi.

1.4 Sistematika Pembahasan
Untuk lebih sistematisnya makalah ini, maka penulis menyusunnya menjadi tiga bab, yang terdiri dari:
BAB I. PENDAHULUAN, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Perumusan Masalah dan Sistematika Pembahasan.
BAB II. PEMBAHASAN, terdiri dari: Pengertian Sumber Daya Manusia, Fungsi Sumber Daya Manusia, Pengertian Perilaku Organisasi, dan Pengaruh Motivasi terhadap Perilaku Organisasi.

BAB III. KESIMPULAN.

BAB. II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia
Ada beberapa pengertian kata manajemen menurut para ahli, diantaranya adalah:
1          Terry merumuskan manajemen sebagai suatu proses tertentu, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), melaksanakan (actuating), dan mengendalikan (controlling) manusia dan sumberdaya lainnya, yang kesemuanya itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2          Menurut Beach manajemen adalah proses penggunaan bahan-bahan dan manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang mencakup kegiatan-kegiatan pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan evaluasi.
3          Stoner dan Wankel menyatakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.  Proses disini berarti suatu cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu.
4          Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer, apapun keahlian dan keterampilannya, terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam upayanya untuk mencapai tujuan organisasi.
Berkaitan dengan manusia, seorang ilmuwan yang bernama Douglas Mc Gregor memberikan pandangannya dengan teori (X dan Y). teori X adalah manusia dipandang dari sisi negative karena dalam diri manusia terdapat sifat-sifat negate atau jelak, diantaranya adalah: malas, pasif, tidak mandiri, menghindari tanggung jawab, tidak suka belajar, tidak mendapat kepuasan  dari pekerjaan, dan sifat negative yang lainnya. Untuk mengantisifasi atau menjaga dari sifat-sifat negative ini, maka manusia tersebut harus diberikan jalan keluar berupa: Harus dilecuti, dipaksa dan diancam oleh organisasi (masyarakat/kumpulan). Hal itu akan berhasil apabila ditunjang oleh peraturan, proses kekuasaan dan wibawa manajemen.
Sementara teori Y adalah manusia dipandang dari sisi postif karena dalam diri manusia selain memiliki sifat negative, juga memiliki sifat positif. Diantara sifat positif tersebut adalah: rajin, aktif, mandiri, menyukai tanggung jawab, mau berkembang, mencari kepuasan dari pekerjaannya,dan sifat positif lainnya. Merespon sikap-sikap positif tersebut, maka yang harus dilakukan adalah: berikan independensi,             partisipasi dan komunikasi yang terbuka, lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan manusiawi dan untuk mendayagunakan potensi  manusia.
Dari teori yang disampaikan oleh Douglas Mc Gregor, penulis berasumsi bahwa yang dimaksud dengan manajemen sumber manusia adalah bagaimana menata dan mengelola dua sikap (sifat) yang dimiliki oleh manusia. Sikap-sikap yang negative tentu harus dikembangkan dan dijaga; sementara sikap-sikap negative diusahakan untuk dihilangkan dan diarahkan untuk berubah menjadi sikap positif yang akan menunjang untuk keberhasilan sebuah tujuan.

2.2    Fungsi Sumber Daya Manusia
Tanggung jawab utama dari seorang manajer sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan dan dikelola secara efisien dan seefektif mungkin. Dalam hal ini dalam sebuah organisasi ataupun sebuah perusahaan, lembaga pendidikan ataupun yanglainnya, rekrutmen sumber daya manusia harus menjadi perhatian utama. Dalam proses rekrutmen SDM harus memenuhi tujuan sebagai berikut:
1.    Rekrutmen dan seleksi, mengembangkan tempat kerja yang diperlukan oleh organisasi.
2.     Membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi anggota stafnya sehingga meningkatkan kepuasan maksimal sehingga memotivasi mereka.
3.    Memastikan bahwa kemampuan dan keterampilan dari angkatan kerja digunakan untuk optimal menurut misi universitas dan mandat.
4.    Memastikan keseimbangan yang adil antara kebutuhan pribadi staf dan kebutuhan Registry dan universitas pada umumnya.
Efektivitas dan dari setiap organisasi adalah tergantung pada penggunaan efisien sumber daya khususnya sumber daya manusia. fungsi sumber daya manusia secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga fungsi dasar yaitu:
1.      penggunaan pribadi untuk memenuhi kebutuhan organisasi;
2.      Motivasi karyawan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan kebutuhan organisasi;
3.      Pemeliharaan hubungan manusia.
fungsi sumber daya manusia manajemen lainnya meliputi:
1.      Perekrutan dan Seleksi: - Ini melibatkan mencari orang yang tepat untuk mengisi posisi yang kosong. Tentu saja proses ini harus dilakukan secara professional, sehingga tidak salah dalam menempatkan orang.
2.      Pelatihan dan Pendidikan, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu usaha dalam rangka peningkatan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja bawahan.
3.      Upah; hal yang tidak mudah untuk dilaksanakan, karena ini menyangkut keberlangsungan karyawan ataupun perusahaan (organisasi). Upah terlalu besar, akan mengancam keberlangsungan perusahaan; sementara terlalu kecil akan mengancam keberadaan pegawai. Maka berkaitan dengan upah ini harus dikelola secara professional juga.
4.      Staf Penilaian: - Ini adalah proses terus-menerus feed back pada bawahan tentang seberapa baik mereka telah dilakukan pada pekerjaan mereka.
5.      Kesejahteraan: hal yang harus diperhatikan oleh seorang atasan terhadap bawahan, sehingga tidak terjadi keresahan di kalangan karyawan atau pegawai yang berdampak pada penurunan kinerja.

2.3    PERILAKU ORGANISASI
Semua organisasi termasuk lembaga pendidikan terdiri dari orang-orang yang memilih untuk bekerja di dalamnya terutama karena memungkinkan mereka untuk memenuhi setidaknya beberapa kebutuhan pribadi mereka. Hampir semua orang bekerja, bermain atau dididik dalam suatu lingkungan tidak terlepas dari namanya organisasi. Ede (2000), mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem kegiatan yang terkoordinasi secara sadar sengaja terstruktur dengan tujuan untuk mewujudkan tujuan tertentu. Dale (1978), berpendapat bahwa organisasi adalah: "Ketika beberapa orang bekerja sama untuk tujuan yang umum, harus ada beberapa bentuk organisasi: yaitu tugas harus dibagi di antara mereka dan kerja kelompok harus dikoordinasikan. Membagi pekerjaan dan mengatur koordinasi membuat proses organisasi dan setelah itu selesai, kelompok dapat digambarkan sebagai sebuah organisasi. "
Menurut Unachukwu (1997), semakin kompleks suatu organisasi, semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan, memprediksi peristiwa atau fenomena dan mencapai tujuan yang maksimal. Oleh karena itu kita dapat melihat perilaku organisasi sebagai studi sistematis mengenai organisasi, bagaimana mereka mulai, bagaimana mereka mengembangkan dan pengaruhnya terhadap anggota individu. Ini juga merupakan upaya sistematis untuk memahami perilaku orang dalam sebuah organisasi, bukan hanya perilaku kebijakan struktur, perilaku manusia, unsur-unsur perilaku, perilaku sistem harus menjadi sebuah kajian.
 mengikuti prinsip perilaku manusia: Orang-orang di organisasi diatur oleh mekanisme psikologis yang sama, baik di pekerjaan maupun di luar pekerjaan. perilaku organisasi adalah perilaku manusia dalam lingkungan tertentu. Perilaku seorang individu dalam suatu organisasi ditentukan sampai batas tertentu oleh faktor internal dan eksternal. Ini termasuk kemampuan belajar, motivasi, persepsi, sikap, emosi, frustrasi dan lain-lain; sedangkan faktor eksternal meliputi stres, sistem penghargaan, tingkat kepercayaan, kohesivitas kelompok, faktor sosial, kebijakan kantor dan lain-lain.
Perilaku organisasi juga bisa situasional. perilaku seorang individu tidak bisa memisahkan diri dari situasi dia menemukan dirinya sendiri. Sebagai contoh seorang  individu yang biasanya tenang dipaksa menjadi agresif secara fisik karena dipengaruhi oleh lingkungannya atau karena ia dekat dengan orang-orang yang sikapnya agresif. Perilaku individu terkadang terpengaruh dengan karakteristik dan kebiasaan lingkungan yang ia tinggali.
 Organisasi dipandang sebagai sistem yang kompleks yang terdiri dari subsisten saling terkait. Perubahan dalam setiap bagian dari sistem berakibat pada bagian lain dari sistem. Modifikasi dalam sistem mengarah ke perubahan positif yang diinginkan disebut fungsi. Sementara konsekuensi negatif dalam menanggapi perubahan atau perubahan sistem disebut disfungsi. Oleh karena itu perilaku seorang individu lahir dari keputusan yang telah diambil dalam sebuah organisasi.
Organisasi merupakan interaksi yang konstan antara struktur dan proses. Untuk mendapatkan tugas dicapai dalam sebuah organisasi, kita perlu mendefinisikan siapa yang melakukan apa. Struktur merujuk kepada organisasi, definisi bentuk dan aturan. Ini adalah kesepakatan yang harus dibuat dalam sebuah organisasi.. Proses adalah urutan aktivitas dalam sistem. Pengambilan Keputusan, Komunikasi, Kepemimpinan dan Konflik adalah beberapa contoh dari banyak proses yang terjadi dalam sebuah organisasi. Ocho (1997), tepat menunjukkan bahwa manusia dalam suatu organisasi harus terus termotivasi untuk beraktifitas yang memadai dan komitmen.

2.4 Motivasi dan Perilaku Organisasi
Tanpa sumber daya manusia tidak mungkin  ada organisasi. Sumber daya manusia dalam dua kategori: atasan dan bawahan. Okonkwo (1997), adalah pandangan bahwa para pekerja dan kebutuhan mereka harus menonjol dalam benak pimpinan organisasi apapun. Dengan kata lain, lemahnya sistem pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi akan menyebabkan ketidakefektifan atau runtuhnya organisasi.
Edem (1998), menyatakan bahwa teori Barnard-Simon dari motivasi mengakui hubungan antara kepuasan dengan kebutuhan organisasi pekerja dan produktivitas pekerja. Teori ini mengasumsikan bahwa pekerja akan menunjukkan hasil yang memuaskan dengan baik jika kebutuhan mereka terpenuhi. Nwankwo (1982), berpendapat bahwa semakin banyak kebutuhan pekerja puas dalam organisasi, semakin mereka termotivasi untuk bekerja dan dengan demikian memenuhi kebutuhan organisasi.  Untuk memotivasi seorang pekerja seorang atasan harus mampu menggerakkan, mendorong dan memberi energi dia ke dalam tindakan yang pada akhirnya akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Jadi motivasi terutama berkaitan dengan pengeluaran upaya menuju tujuan.
Leavitt (1972), menjelaskan ada tiga premis dasar berkaitan dengan model motivasi, yaitu:
1.      Perilaku ini disebabkan: Hal-hal yang kita lakukan, tidak hanya terjadi. Ada
selalu faktor yang mendasari
2.      Perilaku diarahkan: Dalam arti utama, perilaku di sana tanpa tujuan.
3.      Perilaku termotivasi: mendasari apa yang kita lakukan adalah motif dan
drive yang memberikan kita energi untuk mencapai tujuan atau setidaknya
bergerak ke arah tujuan.
Ketiga hal di atas banyak membantu dalam memahami perilaku pekerja dalam sebuah organisasi.
Ketika Adam Smith memberikan konsep dasar ekonomi dari sudut pandang motivasi manusia, ia berpendapat bahwa orang bekerja terutama untuk uang dan tidak peduli perasaan sosial, dan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang menyediakan upah yang besar.. Pendekatan ini mendapat kritik karena pandangannya terhadap manusia hanya berdasar materi semata. Uang mungkin bukan satu-satunya sumber utama perilaku  Menurut Argyle (1972) komitmen adalah salah satu unsure yang tidak bisa dipisahkan dalam diri manusia, ketika harus memandang motivasi ia melakukan sesuatu. Komitmen yang kuat akan menjadikan seseorang mau berkorban apa saja. Karena ia berpendapat ketika ia melakukan pekerjaan dengan baik berdasar komitmen, maka uang itu akan dating dengan sendirinya.
Motivasi yang tinggi akan memberikan prestasi kerja yang tinggi pula.. Kurangnya motivasi dalam situasi kerja memiliki pengaruh serius pada kepuasan kerja dan ketika kepuasan kerja tidak ada, pekerja mungkin akan segera meninggalkan organisasi.


BAB III.
KESIMPULAN

Dari uraian makalah yang berjudul “Hubungan Motivasi Kerja dan Perilaku Organisai” penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      manajemen sumber manusia adalah bagaimana menata dan mengelola dua sikap (sifat) yang dimiliki oleh manusia. Sikap-sikap yang negative tentu harus dikembangkan dan dijaga; sementara sikap-sikap negative diusahakan untuk dihilangkan dan diarahkan untuk berubah menjadi sikap positif yang akan menunjang untuk keberhasilan sebuah tujuan.
2.      Ada beberapa fungsi SDM dalam sebuah organisasi, yaitu:
a.       Kelancaran pencapaian tujuan organisasi;
b.      Kinerja yang tinggi;
c.       Modal penting dalam pencapaian tujuan organisasi; dan
d.      Senjata dalam mempertahankan eksistensi sebuah organisasi.
3.      Perilaku organisasi berkaitan erat dengan perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut. Apabila sebuah organisasi diisi oleh orang-orang yang berintelektual tinggi, niscaya itu tergambar pada perilaku organisasi; begitu pula apabila sebuah organisasi terdiri daro orang-orang yang radikal, itu juga bisa terlihat dalam perilaku organisasi.
4.      Motivasi tinggi yang ada dalam diri seseorang, akan berpengaruh terhadap kinerja yang tinggi dan perilaku organisasi yang tinggi pula; begitu juga, motivasi yang rendah akan berpengaruh terhadap rendahnya kinerja dan perilaku organisasi yang rendah pula.

Motivasi



BERMIMPI YUK !
“Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin,
 mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok” (Hasan al-Bana)
Mimpi bagi sebagian orang hanyalah bunga tidur belaka, tidak ada arti dan makna bagi hidupnya; tapi bagi sebagian orang mimpi merupakan awal dari kesuksesan dan keberhasilan hidup.  Thomas Alfha Edison berhasil membuat lampu pijar berangkat dari mimpinya yang ingin membuat penerang di kegelapan; ataupun Thariq bin Ziyadh yang berhasil menaklukkan Cordoba yang didasarkan pada mimpinya untuk menaklukkan daratan Eropa, dan banyak lagi contoh orang yang berhasil berangkat awalnya dari mimpi yang ia alami.
Bermimpi? Inikah yang harus kita lakukan untuk mencapai keberhasilan? Ya jawaban sementara, bahwa untuk mencapai satu keberhasilan kita harus punya mimpi, karena kalau kita tidak menjadi seorang pemimpi, maka kita tidak akan mempunyai target dan tujuan yang akan kita capai dalam hidup. Dalam sebuah majlis ada seorang Syaikh yang berkata “ seorang pemimpin harus mempunyai banyak mimpi, jika tidak maka ia tidak layak menjadi pemimpin”.
Memang kenyataannya, kita akan kehabisan stok pemimpin apabila tidak ada orang yang berani untuk bermimpi dan bercita-cita besar; nah bagaimana menjadi pemimpin besar bermimpi saja tidak berani? Apabila seorang pemimpin berani bermimpi maka ia akan mempunyai cita-cita yang harus ia raih, sehingga ia berani berbuat dan berkorban untuk mencapai cita-cita tersebut, namun terkadang banyak pemimpin atau sebagian diantara kita, jangankan untuk bertindak bermimpi pun kita tidak berani, iya kan?
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa, pada suatu hari Umar bin Khattab pernah berdialog dengan tiga orang sahabat di zamannya. Umar berkata `berangan-anganlah`, maka salah seorang diantara mereka berkata :” kalau saya diberi rizki oleh Allah berupa uang yang banyak, maka saya akan memerdekan hamba sahaya tuk mencapai ridho Allah swt”; yang satunya berkata :” kalau saya diberi banyak harta, maka saya akan belanjakan di jalan Allah swt”; sedangkan yang satunya berkata :” kalau saya diberi kekuatan fisik yang memadai, maka saya akan memberi minum air Zamzam kepada jamaah haji satu persatu”. Mendengar penuturan tersebut Umar manggut-manggut sambil tersenyum.
Dari dialog di atas bisa dimafhumi bahwa Umar sebagai seorang khalifah ingin menguji para sahabatnya, tentang cita-cita apa yang mereka inginkan. Bagaimana dengan kita, pernahkah kita bermimpi atau bercita-cita tentang sesuatu? Saya yakin semua orang pernah atau sedang bermimpi atau bercita-cita tentang sesuatu, namun letak perbedaannya adalah, ada diantara kita yang berusaha dengan tekun untuk mencapai mimpi-mimpi tersebut, namun ada juga diantara kita yang hanya mau bermimpi saja tapi tidak berusaha untuk menggapainya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah bersabda bahwa “ hendaklah seorang muslim itu menjauhi dirinya dari sikap Thulul amal `panjang angan-angan`; nah bagaimana, di awal kita disuruh untuk bermimpi, tapi Rasulullah melarang kita untuk bersikap panjang angan-angan. Sepintas memang dua hal ini seperti  paradoksal (bertentangan), namun kalu kita cermati dari dua hal ini adalah, bahwa Rasulullah melarang kepada umat Islam menjadi seorang pemimpi tapi tanpa realisasi. Maka dari keadaan ini lahirlah satu slogan hidup “ Awalilah hidup dengan mimpi, tapi janganlah hidup dalam mimpi” artinya kita harus punya cita-cita sebagai motivator hidup , tapi janganlah kita mimpi tanpa ada usaha untuk merealisasikannya. Wallahu `alam bishshawab.

عِشْ كَرِيْمًا أوْ مُتْ شَهِيْدًا