PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK MEMAHAMI
WACANA TEKS BERBAHASA ARAB
(Studi Kasus di MTs. Persis Tarogong Garut)
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab merupakan materi pelajaran utama yang harus ada dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan yang bercorak
keagamaan (Islam). Bahkan salah satu komponen lembaga pendidikan dikategorikan
sebagai sebuah pesantren adalah dengan memasukkan materi pelajaran bahasa arab
sebagai salah satu komponen di antara empat komponen lainnya ( Rasyidin, 2002).[1]
Begitu melekatnya bahasa arab dengan system pendidikan di pesantren sehingga sebagian
orang meyakini bahwa orang yang menimba ilmu di tempat tersebut pasti pintar
atau mahir dalam berbahasa arab.
Prof. H.D Hidayat (dalam pertemuan perkuliahan PPG PBA 2012) menjelaskan
bahwa seseorang dikategorikan menguasai dan memahami bahasa arab apabila dia
memiliki tiga kemampuan sebagai berikut:
a.
Kemampuan
berbahasa (كفائة اللّغة), yang meliputi kemahiran
menyimak, kemahiran dalam tatabahasa arab, kemahiran membaca dan kemahiran
berbicara.[2]
b.
Kemampuan
berkomunikasi (كفائة الإتّصاليّة), yaitu kemampuan
mengungkapkan tujuan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa arab yang kita
kuasai. Kemampuan komunikatif akan beda dengan kemampuan berbicara; kalau
kemampuan berbicara adalah kemampuan yang telah disetting dengan sengaja
sehingga terjadinya obrolan; sementara kemampuan komunikatif adalah mampu
menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain dan mereka faham dengan apa
yang kita jawab, walaupun pada kenyataannya orang tersebut tidak terlalu menguasai
bahasa arab.
c.
Kemampuan
memahami budaya yang punya bahasa (كفائة
الثّقافيّة); artinya bagi seseorang
yang ingin menggunakan bahasa arab, maka menjadi sebuah keharusan bagi dia
untuk mengetahui tentang kebudayaan, ataupun kebiasaan orang-orang pengguna bahasa
arab; apakah itu dari segi penggunaan bahasa seara khusus, atau rutinitas dan
kehidupan keseharian orang-orang pengguna bahasa arab tersebut.
Pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan khususnya di
pesantren, kalau dicermati terdapat dua corak arah tujuan pembelajaran. Corak
pertama adalah pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan tatabahasa (قواعد
اللّغة) dengan asumsi bahwa mereka yang mampu
menguasai tatabahasa arab dengan baik, maka akan mampu mengerti dan memahami
teks dan wacana berbahasa arab; sementara untuk kemampuan berbicara atau
berkomunikasi, menurut mereka tidak terlalu penting karena bukan bahasa
sehari-hari yang digunakan.
Corak yang kedua adalah pembelajaran yang difokuskan pada
penguasaan keterampilan berbicara/komunikasi (كفائة
الإتّصاليّة) dengan asumsi bahwa
pembelajaran bahasa pada akhirnya adalah mampu menyampaikan apa yang menjadi
tujuan dan mampu berkomunikasi dengan sesama pengguna bahasa arab. Sementara
kaitannya dengan kemahiran penguasaan tatabahasa dapat diraih setelah menguasai
kemampuan berbicara atau berkomunikasi.
MTs. Persis Tarogong Garut adalah salah satu pesantren yang
menggunakan corak pertama dalam melaksanakan proses pembelajaran bahasa arab.
Sejak dari awal berdiri, lembaga pendidikan ini menetapkan tujuan pembelajaran
bahasa arab adalah bagaimana para santri mampu memahami teks-teks berbahasa
arab khususnya kitab-kitab gundul. Namun seiring berjalan waktu, terjadi
penurunan kualitas dalam pembelajaran bahasa arab yang dirasakan; entah karena
metode pembelajaran atau karena input santri yang kurang maksimal dalam proses
belajar mengajar berlangsung; jangankan santri mampu untuk mengkaji dan
mendalami kitab-kitab gundul, untuk membaca dan mengartikan teks-teks pelajaran
saja terasa amat berat.
Setelah ditelusuri penyebab terjadinya ketidakmampuan santri untuk
memahami teks-teks pelajaran berbahasa arab salah satunya adalah karena mereka
kurang dibekali dengan kekayaan kosakata yang dikuasai. Sehingga ketika mereka
dituntut untuk memahami teks-teks tersebut mereka terhenti sendiri karena
merasa kebingungan untuk mengartikan kata atau kalimat karena keterbatasan
kosakata yang dimiliki.
Mengingat pentingnya peranan penguasaan kosakata dalam memahami
teks-teks bahasa arab bagi para santri, perlu dicarikan solusi metode
pembelajaran yang tepat untuk memberikan penguasaan kosakata yang lebih bagi
para santri. Salah satu metode pembelajaran yang dianggap tepat adalah dengan
media gambar.
Salah satu alasan media gambar dipilih sebagai alternative metode
pembelajaran dalam penguasaan kosakata bahasa arab, karena pesan atau materi
pembelajaran akan tersaji dengan menarik dan hal ini akan membangkitkan
perhatian yang cukup baik di kalangan peserta didik. Alasan lain adalah pesan
atau materi yang disajikan dengan media gambar akan meninggalkan kesan yang
mendalam bagi peserta didik karena sifatnya yang audio visual sehingga mampu
mendekatkan pesan atu materi tersebut dengan peserta didik.
A.
Rumusan dan Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis perlu merumuskan dan
membatasi penelitian dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a.
Metode
media gambar seperti apakah yang mampu meningkatkan penguasaan kosakata pada
diri peserta didik?
b.
Seberapa
besar pengaruh media gambar terhadap peningkatan penguasaan kosakata pada diri
peserta didik?
c.
Langkah-langkah
apa saja untuk memperkuat penguasaan kosakata peserta didik setelah metode
media gambar disajikan?
B.
Tujuan Penelitian
Dari perumusan dan pembatasan penelitian di atas, ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu:
a.
Menganalisis
metode pembelajaran yang tepat melalui media gambar untuk meningkatkan
penguasaan kosakata peserta didik.
b.
Membuktikan
pengaruh media gambar terhadap peningkatan penguasaan kosakata pada diri
peserta didik.
c.
Menganalisis
langkah-langkah lanjutan seperti apa untuk memperkuat penguasaan kosakata pada
peserta didik setelah metode media gambar digunakan.
C.
Kegunaan Penelitiaan
Hasil penelitian ini
diharapkan berguna untuk :
- Secara akademis, hasil penelitian ini mudah-mudahan berguna untuk para pendidik khususnya kepada para pengajar mata pelajaran bahasa, lebih khusus lagi bagi mereka yang mengajar mata pelajaran Bahasa Arab agar dapat dijadikan salahsatu kunci sukses dalam pembelajaran bahasa arab di sekolahnya masing-masing.
b.
Secara Praktis,
hasil penelitian ini bisa berguna untuk seluruh praktisi pendidikan terutama
bagi mereka yang berkecimpung dengan dunia kebahasaan.
D.
Tinjauan Pustaka
1.
Media Gambar
Kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium,
secara harfiah berarti `perantara atau pengantar`; dengan demikian, media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah,
2006; 120). .
Udin
S dan Winataputra sebagaimana dikutip oleh Djamarah (2006; 120) menyebutkan
bahwa salah satu dari sumber belajar adalah adanya media pendidikan. Media
pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru
memperkaya wawasan peserta didik. Salah satu dari media pendidikan untuk
membantu proses belajar mengajar adalah media gambar.
Djamarah
(2006; 124) menjelaskan bahwa media gambar termasuk kepada salah satu macam
yang termasuk media visual selain dari foto, gambar, lukisan, cetakan atau film
(bingkai foto). Sementara media visual itu sendiri adalah media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan.
2.
Penguasaan Kosa kata (Y)
Kosakata menurut KBBI
berarti perbendaharaan kata; sementara Harimurti Kridalaksana (1998; 92)
menjelaskan bahwa kosakata sama dengan leksikon; adapun yang dimaksud leksikon
adalah:
a. Komponen
bahasa yang memuat secara informative tentang makna dan penakaian kata dalam
bahasa.
b. Kekayaan
kosakata yang dimiliki seseorang pembaca/penulis.
c. Daftar
kata yang disusun seperti kamus tapi dengan penjelasan yang singkat dan
praktis.
Sementara Soemargono
(1991; 103) memberikan definisi kosakata dengan sejumlah kata yang disukai oleh
pemakainya.
Dari
kedua pengertian di atas tentang kosakata, maka dapat diartikan penguasaan
kosakata adalah jumlah kata yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok orang
dalam penggunaan suatu bahasa. Sementara W.J.S Poerwadarminta (1999; 529)
menjelaskan makna penguasaan adalah (hal, dsb) menguasai atau melakukan;
sedangkan kosakata adalah kata-kata. Sehingga penguasaan kosakata adalah
kesanggupan seseorang dalam menggunakan kosakata Arab dalam rangkaian kalimat
ketika berkomunikasi.
3.
Pemahaman Wacana Teks berbahasa Arab (Z)
Alwi,
dkk. (1998:419) mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan
yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk
kesatuan. Kridalaksana (2001:231) menyatakan bahwa wacana merupakan satuan
bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal
tertinggi atau terbesar. Wacana menurut Kridalaksana direalisasikan dalam
bentuk karangan yang utuh (misal novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.),
paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa sebuah wacana melebihi sebuah kalimat. Hal ini
sesuai dengan pengertian bahasa secara sederhana, yakni “alat komunikasi”.
Sebagai alat komunikasi, bahasa tentunya tidak diucapkan satu kalimat, tetapi
penyampaian gagasan, pikiran, perasaan tersebut dapat berupa kalimat berangkai.
Selain itu, analisis terhadap wacana dimaksudkan untuk menginterpretasi makna
sebuah ujaran dengan memperhatikan konteks, sebab konteks menentukan makna
ujaran. Konteks meliputi konteks linguistik dan konteks etnografii. Konteks
linguistik berupa rangkaian kata-kata yang mendahului atau yang mengikuti
sedangkan konteks etnografi berbentuk serangkaian ciri faktor etnografi yang
melingkupinya, misalnya faktor budaya masyarakat pemakai bahasa. Inilah yang
dimaksudkan dengan wacana dari definisi di atas.
Para
penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga sepakat memberikan batasan
wacana sebagai berikut: “komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang
merupakan satu kesatuan; satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam
bentuk karangan atau laporan utuh seperti novel, buku, artikel, pidato, atau
khotbah; kemampuan atau prosedur berpikir sistematis; kemampuan atau proses
memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; pertukaran ide secara verbal”
(KBBI, 2005:1265).
Dari
definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
denangan wacana teks tulis adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan
dalam bentuk tulisan baik berupa karangan, buku, artikel, teks pidato atau
lainnya.
E.
Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan subjek penelitian yang dilakukan, Arif Mulyanto
telah meneliti subjek serupa dengan judul “ Peran Media Gambar dalam Penguasaan
Kosakata di TK an-Nur 1 Maguwoharjo Depok Sleman Jogyakarta”. Penelitian ini
dilakukan pada tahun 2009 dalam rangka menyelesaikan tugas perkuliahan S1 di
UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian tersebut salah satunya adalah bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk penguasaan kosakata
dikategorikan cukup baik. Dalam sarannya Arif Mulyanto menyarankan agar guru
bahasa Arab lebih memaksimalkan metode gambar untuk penguasaan kosakata.
Penelitian kedua dilakukan oleh Muhammad Masyruh dengan judul “
Pengaruh Penguasaan Mufradat Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas
VII di MTs. Ar-Rasyodin Madusari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang TP
2009/2010”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas
perkuliahan S1 di IAIN Walisongo Semarang.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada pengaruh signifikan
penguasaan mufradat terhadap prestasi belajar bahasa Arab di kelas VII di MTs.
Ar-Rasyidin. Dalam sarannya Muhammad Masyruh menyarankan guru bahas Arab di
MTs. Ar- Rasyidin untuk lebih kreatif menciptakan lingkungan guna mendukung
peningkatan prestasi belajar Bahasa Arab; dan guru disarankan untuk lebih mampu
meningkatkan metode pembelejaran guna meningkatkan penguasaan mufradat siswa
MTs. Ar-Rasyidin guna menunjang peningkatan prestasi belajar bahasa Arab.
F.
Prosedur Penelitian
1.
Prosedur
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs. Persis Tarogong – yang
beralamat – Jl. Ters. Pembangunan no. 1 Rancabogo Ds. Pataruman Kecamatan.
Tarogong Kidul Kaupaten Garut Jawa Barat.
Subjek dalam penelitian ini adalah santrwan-santriwati kelas IX
sebanyak 261 orang terdiri dari 126 santri putra dan 135 santri putri.
2.
Perencanaan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun dengan perencanaan
perbaikan pembelajaran. Dalam perencanaan ini, bukan hanya hasil atau
kompetensi yang harus dicapai oleh para santri, namun proses pembelajaran lah yang
ditonjolkan. Proses perencanaan ini akan diawali pada minggu pertama bulan Juni
dengan strategi menumbuhkan motivasi belajar para santri.
3.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas sesuai
dengan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan di dalan rencana penelitian.
Langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan
menggunakan media gambar ini adalah dengan:
§ Memilih materi yang sesuai dengan perkembangan usia peserta didik
dan sesuai dengan materi pelajaran yang ditempuh oleh peserta didik.
§ Mempersiapkan bahan bacaan (teks berbahasa Arab) dengan matang dan
menetapkan topic yang akan disajikan.
§ Mempersiapkan alat peraga yaitu media gambar, baik berupa lukisan, foto,
poster atau media gambar yang disajikan melalui alat elektronik (computer) dan
disajikan melalui media LCD.
§ Menjelaskan makna materi yang tidak bias dijelaskan oleh media
gambar.
4.
Observasi
Observasi adalah kegiatan yanag dilakukan untuk mengumpulkan informasi
tentang kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan
sebagaimana yang telah disusun dan direncanakan. Pengumpulan informasi ini
sebagai salahsatu bahan untuk refleksi dari pelaksanaan proses pembelajaran
5.
Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk melihat
kekurangan-kekurangan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.
G.
Pengumpulan
Data
Dalam proses pengumpulan data untuk
kepentingan penelitian, maka peneliti menggunakan metode observasi partisipatif
dan angket serta wawancara.
H.
Indikator
Kerja
Sebagai indicator keberhasilan dari
penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan santri dalam memahami
teks-teks bahasa Arab yang disajikan.
I.
Personalia Penelitian
Nama :
Irwan Burhanudin
NIM :
Jurusan : PPG PBA
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan
Perguruan Tinggi: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
J.
Jadwal Pelaksanaan
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||
Agustus
|
September
|
||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Perencanaan
|
V
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Proses pembelajaran
|
|
v
|
v
|
v
|
|
|
|
|
3
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
v
|
V
|
|
|
4
|
Pengumpulan data
|
|
|
|
|
v
|
v
|
|
|
5
|
Penyususnan Hasil
|
|
|
|
|
|
v
|
V
|
|
6
|
Pelaporan hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
v
|
K.
Biaya Yang diusulkan
NO
|
Kegiatan
|
Biaya
(Rp)
|
1
|
Fotocopy
|
25,000
|
2
|
Transportasi
|
200,000
|
3
|
Lain-lain
|
225,000
|
|
Jumlah
|
450,000
|
L.
Daftar Pustaka
Ø Azhar, Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2003
Ø Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran; Jakarta: Media Grafindo; 1997
Ø Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajara, Yogyakarta: Ar- Ruzz; 2007.
Ø Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta; 2006
Ø Hermawan, Ilmu
Pendidikan Islam. Garut: Staida Press; 2005.
Ø Ibrahim al-Fauzan, Abdurrahman bin, Idhaat.
Riyadh:
2011.
Ø Ihsan Zubaidi, Bahrun Abu Bakar. Tahapan
Mendidik Anak, Teladan Rasulullah SAW (terj). Bandung:
Irsyad Baitus Salam; 2005.
Ø Masyhud, M. Sulthon. Manajemen
Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka; 2003.
Ø Oemar, Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara; 2003
Ø Qomar, Mujamil. Pesantren dari Transformasi Metodologi
Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga; 2007
Ø Sembodo, Ari Widodo, Model-Model Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal Pendidikan Bahasa
Arab, vol. 2, no. 2 Januari 2006.
Ø Slameto. Belajar dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010
Ø Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan,
Jakarta: Alfabeta; 2008.
Ø Sugiyono. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2009.
Ø Sujana, Tegep. Strategi
Belajar Mengajar. Staida. Garut: Staida; 2006.
Ø Syafaruddin. Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press; 2005.
Ø Tafsir, Ahmad. Ilmu Pedidikan
Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya;
2004.
Ø Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI. Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima; 2007.
Ø Wahyudin, Dinn. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: PT. Universitas Terbuka; 2007.
Ø Winataputra, Udin S dkk.
Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka; 2008.
Ø Wojowasito, S dan Tito Warsito.
Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Bandung: Hasta;
2007.
Ø Zubaidi, Bahrun Abu Bakar.
Tahapan Mendidik Anak (terj). Bandung: Irsyad Baitus Salam; 2005.
Ø Rosyidin, Dedeng. Lembaga
Pendidikan Pesantren (Artikel). Risalah. Bandung; 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar