Selasa, 19 Februari 2013

Contoh Tulisan Karya Ilmiah


PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK MEMAHAMI WACANA TEKS BERBAHASA ARAB
(Studi Kasus di MTs. Persis Tarogong Garut)
A.      Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab merupakan materi pelajaran utama yang harus ada dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan yang bercorak keagamaan (Islam). Bahkan salah satu komponen lembaga pendidikan dikategorikan sebagai sebuah pesantren adalah dengan memasukkan materi pelajaran bahasa arab sebagai salah satu komponen di antara empat komponen lainnya ( Rasyidin, 2002).[1] Begitu melekatnya bahasa arab dengan system pendidikan di pesantren sehingga sebagian orang meyakini bahwa orang yang menimba ilmu di tempat tersebut pasti pintar atau mahir dalam berbahasa arab.
Prof. H.D Hidayat (dalam pertemuan perkuliahan PPG PBA 2012) menjelaskan bahwa seseorang dikategorikan menguasai dan memahami bahasa arab apabila dia memiliki tiga kemampuan sebagai berikut:
a.       Kemampuan berbahasa (كفائة اللّغة), yang meliputi kemahiran menyimak, kemahiran dalam tatabahasa arab, kemahiran membaca dan kemahiran berbicara.[2]
b.      Kemampuan berkomunikasi (كفائة الإتّصاليّة), yaitu kemampuan mengungkapkan tujuan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa arab yang kita kuasai. Kemampuan komunikatif akan beda dengan kemampuan berbicara; kalau kemampuan berbicara adalah kemampuan yang telah disetting dengan sengaja sehingga terjadinya obrolan; sementara kemampuan komunikatif adalah mampu menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain dan mereka faham dengan apa yang kita jawab, walaupun pada kenyataannya orang tersebut tidak terlalu menguasai bahasa arab.
c.       Kemampuan memahami budaya yang punya bahasa (كفائة الثّقافيّة); artinya bagi seseorang yang ingin menggunakan bahasa arab, maka menjadi sebuah keharusan bagi dia untuk mengetahui tentang kebudayaan, ataupun kebiasaan orang-orang pengguna bahasa arab; apakah itu dari segi penggunaan bahasa seara khusus, atau rutinitas dan kehidupan keseharian orang-orang pengguna bahasa arab tersebut.
Pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan khususnya di pesantren, kalau dicermati terdapat dua corak arah tujuan pembelajaran. Corak pertama adalah pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan tatabahasa (قواعد اللّغة) dengan asumsi bahwa mereka yang mampu menguasai tatabahasa arab dengan baik, maka akan mampu mengerti dan memahami teks dan wacana berbahasa arab; sementara untuk kemampuan berbicara atau berkomunikasi, menurut mereka tidak terlalu penting karena bukan bahasa sehari-hari yang digunakan.
Corak yang kedua adalah pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan keterampilan berbicara/komunikasi (كفائة الإتّصاليّة) dengan asumsi bahwa pembelajaran bahasa pada akhirnya adalah mampu menyampaikan apa yang menjadi tujuan dan mampu berkomunikasi dengan sesama pengguna bahasa arab. Sementara kaitannya dengan kemahiran penguasaan tatabahasa dapat diraih setelah menguasai kemampuan berbicara atau berkomunikasi.
MTs. Persis Tarogong Garut adalah salah satu pesantren yang menggunakan corak pertama dalam melaksanakan proses pembelajaran bahasa arab. Sejak dari awal berdiri, lembaga pendidikan ini menetapkan tujuan pembelajaran bahasa arab adalah bagaimana para santri mampu memahami teks-teks berbahasa arab khususnya kitab-kitab gundul. Namun seiring berjalan waktu, terjadi penurunan kualitas dalam pembelajaran bahasa arab yang dirasakan; entah karena metode pembelajaran atau karena input santri yang kurang maksimal dalam proses belajar mengajar berlangsung; jangankan santri mampu untuk mengkaji dan mendalami kitab-kitab gundul, untuk membaca dan mengartikan teks-teks pelajaran saja terasa amat berat.
Setelah ditelusuri penyebab terjadinya ketidakmampuan santri untuk memahami teks-teks pelajaran berbahasa arab salah satunya adalah karena mereka kurang dibekali dengan kekayaan kosakata yang dikuasai. Sehingga ketika mereka dituntut untuk memahami teks-teks tersebut mereka terhenti sendiri karena merasa kebingungan untuk mengartikan kata atau kalimat karena keterbatasan kosakata yang dimiliki.
Mengingat pentingnya peranan penguasaan kosakata dalam memahami teks-teks bahasa arab bagi para santri, perlu dicarikan solusi metode pembelajaran yang tepat untuk memberikan penguasaan kosakata yang lebih bagi para santri. Salah satu metode pembelajaran yang dianggap tepat adalah dengan media gambar.
Salah satu alasan media gambar dipilih sebagai alternative metode pembelajaran dalam penguasaan kosakata bahasa arab, karena pesan atau materi pembelajaran akan tersaji dengan menarik dan hal ini akan membangkitkan perhatian yang cukup baik di kalangan peserta didik. Alasan lain adalah pesan atau materi yang disajikan dengan media gambar akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi peserta didik karena sifatnya yang audio visual sehingga mampu mendekatkan pesan atu materi tersebut dengan peserta didik.
A.      Rumusan dan Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis perlu merumuskan dan membatasi penelitian dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a.       Metode media gambar seperti apakah yang mampu meningkatkan penguasaan kosakata pada diri peserta didik?
b.      Seberapa besar pengaruh media gambar terhadap peningkatan penguasaan kosakata pada diri peserta didik?
c.       Langkah-langkah apa saja untuk memperkuat penguasaan kosakata peserta didik setelah metode media gambar disajikan?


B.       Tujuan Penelitian
Dari perumusan dan pembatasan penelitian di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu:
a.       Menganalisis metode pembelajaran yang tepat melalui media gambar untuk meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik.
b.      Membuktikan pengaruh media gambar terhadap peningkatan penguasaan kosakata pada diri peserta didik.
c.       Menganalisis langkah-langkah lanjutan seperti apa untuk memperkuat penguasaan kosakata pada peserta didik setelah metode media gambar digunakan.
C.      Kegunaan Penelitiaan
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
  1. Secara akademis, hasil penelitian ini mudah-mudahan berguna untuk para pendidik khususnya kepada para pengajar mata pelajaran bahasa, lebih khusus lagi bagi mereka yang mengajar mata pelajaran Bahasa Arab agar dapat dijadikan salahsatu kunci sukses dalam pembelajaran bahasa arab di sekolahnya masing-masing.
b.    Secara Praktis, hasil penelitian ini bisa berguna untuk seluruh praktisi pendidikan terutama bagi mereka yang berkecimpung dengan dunia kebahasaan.


D.      Tinjauan Pustaka
1.       Media Gambar
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harfiah berarti `perantara atau pengantar`; dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 2006; 120). .
Udin S dan Winataputra sebagaimana dikutip oleh Djamarah (2006; 120) menyebutkan bahwa salah satu dari sumber belajar adalah adanya media pendidikan. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru memperkaya wawasan peserta didik. Salah satu dari media pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar adalah media gambar.
Djamarah (2006; 124) menjelaskan bahwa media gambar termasuk kepada salah satu macam yang termasuk media visual selain dari foto, gambar, lukisan, cetakan atau film (bingkai foto). Sementara media visual itu sendiri adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
2.      Penguasaan Kosa kata (Y)
Kosakata menurut KBBI berarti perbendaharaan kata; sementara Harimurti Kridalaksana (1998; 92) menjelaskan bahwa kosakata sama dengan leksikon; adapun yang dimaksud leksikon adalah:
a.       Komponen bahasa yang memuat secara informative tentang makna dan penakaian kata dalam bahasa.
b.      Kekayaan kosakata yang dimiliki seseorang pembaca/penulis.
c.       Daftar kata yang disusun seperti kamus tapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.
Sementara Soemargono (1991; 103) memberikan definisi kosakata dengan sejumlah kata yang disukai oleh pemakainya.
Dari kedua pengertian di atas tentang kosakata, maka dapat diartikan penguasaan kosakata adalah jumlah kata yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok orang dalam penggunaan suatu bahasa. Sementara W.J.S Poerwadarminta (1999; 529) menjelaskan makna penguasaan adalah (hal, dsb) menguasai atau melakukan; sedangkan kosakata adalah kata-kata. Sehingga penguasaan kosakata adalah kesanggupan seseorang dalam menggunakan kosakata Arab dalam rangkaian kalimat ketika berkomunikasi.
3.      Pemahaman Wacana Teks berbahasa Arab (Z)
Alwi, dkk. (1998:419) mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk kesatuan. Kridalaksana (2001:231) menyatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana menurut Kridalaksana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (misal novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sebuah wacana melebihi sebuah kalimat. Hal ini sesuai dengan pengertian bahasa secara sederhana, yakni “alat komunikasi”. Sebagai alat komunikasi, bahasa tentunya tidak diucapkan satu kalimat, tetapi penyampaian gagasan, pikiran, perasaan tersebut dapat berupa kalimat berangkai. Selain itu, analisis terhadap wacana dimaksudkan untuk menginterpretasi makna sebuah ujaran dengan memperhatikan konteks, sebab konteks menentukan makna ujaran. Konteks meliputi konteks linguistik dan konteks etnografii. Konteks linguistik berupa rangkaian kata-kata yang mendahului atau yang mengikuti sedangkan konteks etnografi berbentuk serangkaian ciri faktor etnografi yang melingkupinya, misalnya faktor budaya masyarakat pemakai bahasa. Inilah yang dimaksudkan dengan wacana dari definisi di atas.
Para penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga sepakat memberikan batasan wacana sebagai berikut: “komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan; satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah; kemampuan atau prosedur berpikir sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; pertukaran ide secara verbal” (KBBI, 2005:1265).
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud denangan wacana teks tulis adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk tulisan baik berupa karangan, buku, artikel, teks pidato atau lainnya.

E.       Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan subjek penelitian yang dilakukan, Arif Mulyanto telah meneliti subjek serupa dengan judul “ Peran Media Gambar dalam Penguasaan Kosakata di TK an-Nur 1 Maguwoharjo Depok Sleman Jogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009 dalam rangka menyelesaikan tugas perkuliahan S1 di UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian tersebut salah satunya adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk penguasaan kosakata dikategorikan cukup baik. Dalam sarannya Arif Mulyanto menyarankan agar guru bahasa Arab lebih memaksimalkan metode gambar untuk penguasaan kosakata.
Penelitian kedua dilakukan oleh Muhammad Masyruh dengan judul “ Pengaruh Penguasaan Mufradat Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII di MTs. Ar-Rasyodin Madusari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang TP 2009/2010”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas perkuliahan S1 di IAIN Walisongo Semarang.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada pengaruh signifikan penguasaan mufradat terhadap prestasi belajar bahasa Arab di kelas VII di MTs. Ar-Rasyidin. Dalam sarannya Muhammad Masyruh menyarankan guru bahas Arab di MTs. Ar- Rasyidin untuk lebih kreatif menciptakan lingkungan guna mendukung peningkatan prestasi belajar Bahasa Arab; dan guru disarankan untuk lebih mampu meningkatkan metode pembelejaran guna meningkatkan penguasaan mufradat siswa MTs. Ar-Rasyidin guna menunjang peningkatan prestasi belajar bahasa Arab.
F.       Prosedur Penelitian
1.      Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs. Persis Tarogong – yang beralamat – Jl. Ters. Pembangunan no. 1 Rancabogo Ds. Pataruman Kecamatan. Tarogong Kidul Kaupaten Garut Jawa Barat.
Subjek dalam penelitian ini adalah santrwan-santriwati kelas IX sebanyak 261 orang terdiri dari 126 santri putra dan 135 santri putri.
2.      Perencanaan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun dengan perencanaan perbaikan pembelajaran. Dalam perencanaan ini, bukan hanya hasil atau kompetensi yang harus dicapai oleh para santri, namun proses pembelajaran lah yang ditonjolkan. Proses perencanaan ini akan diawali pada minggu pertama bulan Juni dengan strategi menumbuhkan motivasi belajar para santri.
3.      Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas sesuai dengan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan di dalan rencana penelitian.
Langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar ini adalah dengan:
§  Memilih materi yang sesuai dengan perkembangan usia peserta didik dan sesuai dengan materi pelajaran yang ditempuh oleh peserta didik.
§  Mempersiapkan bahan bacaan (teks berbahasa Arab) dengan matang dan menetapkan topic yang akan disajikan.
§  Mempersiapkan alat peraga yaitu media gambar, baik berupa lukisan, foto, poster atau media gambar yang disajikan melalui alat elektronik (computer) dan disajikan melalui media LCD.
§  Menjelaskan makna materi yang tidak bias dijelaskan oleh media gambar.
4.      Observasi
Observasi adalah kegiatan yanag dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagaimana yang telah disusun dan direncanakan. Pengumpulan informasi ini sebagai salahsatu bahan untuk refleksi dari pelaksanaan proses pembelajaran
5.      Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk melihat kekurangan-kekurangan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.
G.      Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data untuk kepentingan penelitian, maka peneliti menggunakan metode observasi partisipatif dan angket serta wawancara.
H.      Indikator Kerja
Sebagai indicator keberhasilan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan santri dalam memahami teks-teks bahasa Arab yang disajikan.
I.         Personalia Penelitian
Nama         : Irwan Burhanudin
NIM          :
Jurusan      : PPG PBA
Fakultas     : Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan
Perguruan Tinggi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
J.        Jadwal Pelaksanaan
No
Kegiatan
Bulan
Agustus
September
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Perencanaan
V







2
Proses pembelajaran

v
v
v




3
Evaluasi




v
V


4
Pengumpulan data




v
v


5
Penyususnan Hasil





v
V

6
Pelaporan hasil







v

K.      Biaya Yang diusulkan
NO
Kegiatan
Biaya (Rp)
1
Fotocopy
25,000
2
Transportasi
200,000
3
Lain-lain
225,000

Jumlah
450,000

L.       Daftar Pustaka
Ø  Azhar, Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2003
Ø  Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran; Jakarta: Media Grafindo; 1997
Ø  Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajara, Yogyakarta: Ar- Ruzz; 2007.
Ø  Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta; 2006
Ø  Hermawan,  Ilmu Pendidikan Islam. Garut: Staida Press; 2005.
Ø  Ibrahim al-Fauzan, Abdurrahman bin, Idhaat. Riyadh: 2011.
Ø  Ihsan Zubaidi, Bahrun Abu Bakar. Tahapan Mendidik Anak, Teladan Rasulullah SAW (terj). Bandung: Irsyad Baitus Salam; 2005.
Ø  Masyhud, M. Sulthon. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka; 2003.
Ø  Oemar, Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara; 2003
Ø  Qomar, Mujamil.  Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga; 2007
Ø  Sembodo, Ari Widodo, Model-Model Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, vol. 2, no. 2 Januari 2006.
Ø  Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010
Ø  Sugiyono.  Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta; 2008.
Ø  Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2009.
Ø  Sujana, Tegep. Strategi Belajar Mengajar. Staida. Garut: Staida; 2006.
Ø  Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press; 2005.
Ø  Tafsir, Ahmad. Ilmu Pedidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya; 2004.
Ø  Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima; 2007.
Ø  Wahyudin, Dinn. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Universitas Terbuka; 2007.
Ø  Winataputra, Udin S dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka; 2008.
Ø  Wojowasito, S dan Tito Warsito. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Bandung: Hasta; 2007.
Ø  Zubaidi, Bahrun Abu Bakar. Tahapan Mendidik Anak (terj). Bandung: Irsyad Baitus Salam; 2005.
Ø  Rosyidin, Dedeng. Lembaga Pendidikan Pesantren (Artikel). Risalah. Bandung; 2002



[1]. Lihat  Dedeng Rasyidin. Lembaga Pendidikan Pesantren (artikel). Risalah, Bandung; 2002.
[2]. Lihat Abdurrahman bin Ibrahim al-Fauzan. Idla-at limu`allim al-lughat al-`Arabiyyah lighairi an-Nathiqina biha. Al-`Arabiyyah lil jami`, Riyadh; 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar