BERMIMPI YUK !
“Kenyataan hari ini adalah mimpi hari
kemarin,
mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok”
(Hasan al-Bana)
Mimpi bagi sebagian orang hanyalah bunga tidur
belaka, tidak ada arti dan makna bagi hidupnya; tapi bagi sebagian orang mimpi
merupakan awal dari kesuksesan dan keberhasilan hidup. Thomas Alfha Edison berhasil membuat lampu
pijar berangkat dari mimpinya yang ingin membuat penerang di kegelapan; ataupun
Thariq bin Ziyadh yang berhasil menaklukkan Cordoba yang didasarkan pada mimpinya untuk
menaklukkan daratan Eropa, dan banyak lagi contoh orang yang berhasil berangkat
awalnya dari mimpi yang ia alami.
Bermimpi? Inikah yang harus kita lakukan untuk mencapai keberhasilan? Ya
jawaban sementara, bahwa untuk mencapai satu keberhasilan kita harus punya
mimpi, karena kalau kita tidak menjadi seorang pemimpi, maka kita tidak akan
mempunyai target dan tujuan yang akan kita capai dalam hidup. Dalam sebuah
majlis ada seorang Syaikh yang berkata “ seorang pemimpin harus mempunyai
banyak mimpi, jika tidak maka ia tidak layak menjadi pemimpin”.
Memang kenyataannya, kita akan kehabisan stok pemimpin apabila tidak ada
orang yang berani untuk bermimpi dan bercita-cita besar; nah bagaimana menjadi
pemimpin besar bermimpi saja tidak berani? Apabila seorang pemimpin berani
bermimpi maka ia akan mempunyai cita-cita yang harus ia raih, sehingga ia
berani berbuat dan berkorban untuk mencapai cita-cita tersebut, namun terkadang
banyak pemimpin atau sebagian diantara kita, jangankan untuk bertindak bermimpi
pun kita tidak berani, iya kan?
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa, pada suatu hari Umar bin Khattab
pernah berdialog dengan tiga orang sahabat di zamannya. Umar berkata
`berangan-anganlah`, maka salah seorang diantara mereka berkata :” kalau saya
diberi rizki oleh Allah berupa uang yang banyak, maka saya akan memerdekan
hamba sahaya tuk mencapai ridho Allah swt”; yang satunya berkata :” kalau saya
diberi banyak harta, maka saya akan belanjakan di jalan Allah swt”; sedangkan
yang satunya berkata :” kalau saya diberi kekuatan fisik yang memadai, maka
saya akan memberi minum air Zamzam kepada jamaah haji satu persatu”. Mendengar
penuturan tersebut Umar manggut-manggut sambil tersenyum.
Dari dialog di atas bisa dimafhumi bahwa Umar sebagai seorang khalifah ingin
menguji para sahabatnya, tentang cita-cita apa yang mereka inginkan. Bagaimana
dengan kita, pernahkah kita bermimpi atau bercita-cita tentang sesuatu? Saya
yakin semua orang pernah atau sedang bermimpi atau bercita-cita tentang
sesuatu, namun letak perbedaannya adalah, ada diantara kita yang berusaha
dengan tekun untuk mencapai mimpi-mimpi tersebut, namun ada juga diantara kita
yang hanya mau bermimpi saja tapi tidak berusaha untuk menggapainya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah bersabda bahwa “ hendaklah seorang
muslim itu menjauhi dirinya dari sikap Thulul amal `panjang
angan-angan`; nah bagaimana, di awal kita disuruh untuk bermimpi, tapi
Rasulullah melarang kita untuk bersikap panjang angan-angan. Sepintas memang dua hal ini seperti paradoksal (bertentangan), namun kalu kita
cermati dari dua hal ini adalah, bahwa Rasulullah melarang kepada umat Islam
menjadi seorang pemimpi tapi tanpa realisasi. Maka dari keadaan ini
lahirlah satu slogan hidup “ Awalilah hidup dengan mimpi, tapi janganlah
hidup dalam mimpi” artinya kita harus punya cita-cita sebagai motivator
hidup , tapi janganlah kita mimpi tanpa ada usaha untuk merealisasikannya. Wallahu
`alam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar