1.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنهُ قالَ: قالَ رَسُولُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلّمَ
قالَ " حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ
عَلَيهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فانْصَحْهُ, وَإذَا
عَطَسَ فَشَمِّتْهُ, وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ "
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a berkata: bersabda Rasulullah saw “
Hak muslim atas muslim yang lain ada enam perkara: apabila bertemu maka ia
mengucapkan salam kepadanya; apabila dia mengundang memenuhinya; apabila
meminta nasihat maka ia menasehatinya; apabila ia bersin maka mendo`akannya;
apabila sakit maka ia menengoknya; dan apabila ia meninggal maka mengantarnya
(ke kuburan)” H.R Muslim.
A.
Rijal Hadits
Abu Hurairah adalah nama popular bagi seorang sahabat Nabi saw.
Nama aslinya adalah `Abdurahman Ibn Sakhar al-Dausi al-Yamani. Lahir di daerah
Daws Yaman pada tahun 19 sebelum hijriyyah. Beliau meninggal di kota Madinah
pada tahun 58 H dalam usia 78 tahun. Beliau diberi gelar Abu Hurairah karena kecintaannya
terhadap anak kucing. Beliau meriwayatkan hadits sebanyak 5374 buah.
B.
Intisari Hadits
Hadits di atas memberikan pelajaran bahwa seorang muslim mempunyai beberapa
kewajiban terhadap muslim lainnya, yaitu:
a.
Memberi salam ketika bertemu. Muslim
satu dengan muslim lainnya adalah bersaudara (Q.S al-Hujurat, 49; 10); tentunya
dengan ikatan persaudaraan ini yang timbul adalah rasa kasih sayang diantara
sesame muslim. Salah satu bentuk kasih sayang tersebut salah satunya adalah
dengan saling mendo`akan ketika bertemu. Ketika seseorang mendo`akan saudaranya
melalui salam, maka hakikatnya dia adalah mendo`akan dirinya sendiri; karena
ketika ia mengucapkan salam kewajuban yang menerima salam adalah menjawab salam
tersebut, artinya dia mendo`akan kembali orang yang telah member salam. (Q.S
An-Nur, 24; 61). Memberi do`a dengan mengucapkan salam kepada saudara
ataupun kepada manusia secara umum adalah karakteristik atau cirri dari akhlak
dan perilaku hamba Allah yang mulia (Q.S al-Furqan, 25; 61)
b.
Memenuhi undangan ketika diundang.
Salah satu bentuk lain dari persaudaraan
sesame muslim adalah memenuhi undangan ketika saudaranya mengundang dalam satu
kegiatan, apakah undangan tersebut berupa tasyakkur, pengajian, silaturahmi
ataupun undangan yang lainnya. Tapi kalaulah undangan tersebut adalah undangan
untuk berbuat kemaksiatan atau menjauhkan diri dari Allah SWT, maka tidak ada
kewajiban kita untuk memenuhinya, malah lebih baik dan selamat untuk
menghindarinya. (Q.S al-An`am, 6; 68)
c.
Saling menasehati. Member kebaikan
atau kesenangan terhadap saudara, bukan hanya sebatas bantuan materi semata;
terkadang ada saudara kita yang tidak butuh bantuan materi, tapi mereka butuh
bantuan bimbingan, petuah ataupun nasehat. Maka kewajiban seorang muslim ketika
saudaranya meminta nasehat adalah memberikan nasehat yang dipintanya. Tentu
saja nasehat yang diberikan adalah nasehat yang sesuai dengan ajaran dan
syari`at Islam, yaitu nasehat ketaqwaan berupa nasehat kebaikan dan kesabaran (Q.S al-`Ashr, 103; 3).
d.
Saling mendo`akan sesama muslim.
Bentuk lain dari saling mendo`akan di antara sesame muslim selain dengan
mengucapkan salam adalah saling mendo`akan ketika ada saudara yang bersin.
Begitu indahnya Rasulullah memberikan interaksi yang penuh dengan kedamaian dan
persaudaraan ketika seorang muslim bersin. Ketika dia bersin maka dia memuji
Allah dengan perkataan `Alhamdulillah` karena bersin adalah satu
kenikmatan yang diberiakan oleh Allah SWT. Ketika seseorang mendengar
saudaranya bersin dan mengucapkan Alhamdulillah` maka dia mendo`akan
saudaranya yang telah bersyukur dengan kenikmatan yang diterimanya dengan
ucapan yarhamukallah` mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepada
kalian`; sementara yang bersin mendengar saudara yang mendo`akannya, maka ia
balas mendo`akannya pula dengan ucapan yahdikumullaho wayuslihu balakum
`mudah-mudahan Allah memberikan hidayah dan keselamatan terhadap apa yang
menimpamu`; begitulah syari`at Islam menganalogikan persaudaraan muslim dengan
syari`at bersin.
e.
Sikap peduli terhadap sesame;
kepedulian terhadap saudara semuslim adalah dengan memberikan simpat empati
kepada saudara kita yang mengalami musibah; apabila dia sakit maka kita
menengok, menghibur dan mendo`akannya. Bahkan Rasulullah saw jangankan kepada sesame
muslim, orang kafir pun yang telah menganiaya beliau ketika dia sakit, maka
Rasulullah saw lah yang pertama kali menengoknya.
f. Sementara
ketika saudara kita meninggal dengan cara menunaikan kewajiban selaku muslim
terhadap jenazah, yaitu: melayat, memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
mengantarka ke kuburan adalah salah satu bentuk empati kita terhadap saudara
kita yang meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar