Senin, 14 Oktober 2013

PERADABAN ISLAM ANTARA SEJARAH DAN HARAPAN (Essai)



A.  Hakikat dari Sejarah Peradaban Islam
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti “Keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sedangkan pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa silam yang di abadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas, dan pokok dari persoalan sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman-pengalaman penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Sayid Quthub “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme waktu dan tempat”
Istilah “peradaban Islam” merupakan terjemahan dari kata Arab, yaitu al-Hadharah al-Islamiyyah. Istilah Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “kebudayaan Islam”. Padahal, istilah kebudayaan dalam bahasa arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata : “kebudayaan” (Arab/al-tsaqafah dan culture/Inggris) dengan “peradaban” (civilization/Inggris dan al-hadharah/Arab) sebagai istilah baku kebudayaan. Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan, manifestasi-manifestasi kemajuan tekhnis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak di reflesikan dalam seni, sastra, religi (agama) dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi.
Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara:
Ø  Proses menjadi berkeadaban,dan
Ø  Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir; misalnya: Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh2an, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda, pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
Dari uraian di atas dapat didefinisikan istilah Sejarah Peradaban Islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
B.  Hikmah Mempelajari Sejarah Peradaban Islam
Ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari mempelajari Sejarah Peradaban Islam, antara lain adalah:
1.        Memahami hakekat dari agama Islam
Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam memberikan gambaran kepada kita bahwa Islam bukanlah agama monopoli bagi bangsa Arab; tapi Islam diturunkan untuk seluruh alam `rahmatan lil `alamin`. Hal tersebut dapat dibuktikan dari literature-literatur sejarah bahwa agama Islam telah menyentuh seluruh penjuru dunia, dari semenanjung Afrika sampai benua Asia; dari Negara Amerika yang sekuler sampai Negara Rusia yang sosialis; dari kota Mekkah yang penuh kemusyrikan sampai kota Kairo yang penuh dengan kebudayaan, maka Islam selalu ada di sana.
2.        Sejarah perkembangan agama Islam
Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam, memberikan penjelasan tentang proses penyebaran Islam yang sebenarnya. Dalam proses penyebaran Islam tidak ditemukan jejak-jejak kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam ketika menyebarkan ajaran Islam, sebagaimana yang dituduhkan oleh musuh-musuh Islam; sebaliknya ketika Islam dating, ia menawarkan kedamaian kepada penduduk negri tersebut. Sejarah membuktikan bagaimana tentara Islam membebaskan penduduk Koptik dari penjajahan penguasa Byzantium. Ketika `Amr bin `Ash membebaskan dan mengganti pemerintahannya, maka ia menghapuskan perbudakan dan perpajakan tinggi yang dibebankan oleh pemerintah Byzantium.
Selanjutnya, dengan sejarah peradaban Islam pun kita mengetahui hakikat sebenarnya tentang jalur penyebaran Islam ke penjuru dunia ini. Diantara jalur-jalur tersebut adalah:
a.       Jalur perdagangan; jalur ini terutama dilakukan oleh para pedagang Gujarat yang suka berdagang ke tempat yang sangat jauh;
b.      Jalur diplomatic; jalur ini merupakan bukti Islam disebarkan dengan jalan kedamaian. Banyak Negara eropa yang meminta bantuan umat Islam untuk membantu melepaskan diri dari penjajah, hal ini dapat diambil contoh sejarah masuknya Islam ke Negara Spanyol.
c.       Jalur Pendidikan; banyak ilmuwan Islam yang berkelana ke berbagai Negara untuk menyebarkan hasil kajiannya dari al-Qur`an. Salah satu ilmuwan Islam yang terkenal sampai kawasan Eropa adalah Ibnu Sina, sebagai ahli ilmu kedokteran.
d.      Seni Bangunan; di beberapa Negara tersebar peninggalan-peninggalan umat Islam berupa bangunan, salah satu contohnya adalah bangunan Taj Mahal di Negara India yang menyerupai bangunan Mesjid.
3.        Mampu membedakan pemahaman dari makna peradaban dan kebudayaan Islam
Dalam beberapa literature ditemukan bahwa kata peradaban dan kebudayaan itu mempunyai arti yang persis sama. Namun ketika kita mempelajari Sejarah Peradaban Islam, maka kita tahu perbedaan di antara keduanya. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.
C.   Perkembangan Islam di Indonesia dan Dunia
Melihat perkembangan Islam di Indonesia dewasa ini, ada yang menggembirakan namun juga ada yang mengkhawatirkan. Dikatakan cukup menggembirakan melihat perkembangan dalam bidang ekonomi dan pendidikan nilai-nilai keislaman telah mencapai ke dalam dua bidang tersebut. Menjamurnya bank-bank syari`ah mu`amalah menandakan bahwa prbankan yang ada di negri ini mulai dihiasi oleh nilai-nilai keislaman. Di samping itu, lembaga-lembaga yang mengurus masalah perzakatan pun tersebar di mana-mana.
Berkaitan dengan dunia pendidikan, yang cukup menggembirakan adalah masih eksisnya dunia kepesantrenan di Indonesia; dengan keberadaan pesantren ini, maka ajaran Islam bisa terjaga dengan baik. Perpaduan kurikulum kepesantrenan dengan kurikulum nasional diharapkan bahwa lulusan para alumni pesantren di samping faham ajaran-ajaran agama Islam, juga memahami tentang ilmu kekinian.
Namun di samping hal-hal yang cukup menggembirakan, ada beberapa hal yang cukup mengkhawatirkan dengan apa yang terjadi dengan dunia Islam Indonesia dewasa ini. Isu terorisme yang terus menerus ditujukan kepada umat Islam, memojokkan umat Islam pada khususnya dan ajaran Islam secara umumnya. Selain isu terorisme yang banyak muncul, lahirnya aliran-aliran baru yang mengatasnamakan ajaran Islam, ataupun perselisihan dengan umat agama yang lain, entah sengaja diciptakan atau tidak oleh fihak-fihak tertentu memberikan sebuah tekanan dan kekhawatiran terhadap perkembangan ajaran Islam di negeri ini.
Salah satu kekhawatiran tersebut dapat terbukti dengan penurunan jumlah umat Islam secara kwantitas. Sebelum tahun 90-an umat islam mencapai 90% dari penduduk negri ini, namun menginjak awal tahun 2000-an umat Islam mengalami penurunan menjadi 80% an dari penduduk negri ini.
Sementara kehancuran faham Nasionalis dengan runtuhnya rezim Unisovyet, para pakar sepakat bahwa dunia ini dikuasai oleh dua kekuasaan, yaitu Barat (Nasrani dan Yahudi) dan Timur (Islam). Perkiraan tersebut pada kenyataannya memang terjadi; kekuatan Barat yang dipelopori oleh Negara-negara Eropa ditambah dengan Amerika serikat berusaha untuk terus menyerang ajaran Islam dengan berbagai cara; adu domba, ideology, pemahaman ataupun kekerasan.
Peristiwa hancurnya gedung WTC yang dialamatkan kepada umat Islam salah satu bukti bagaimana mereka mencoba untuk menyerang umat Islam. Setiap kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di setiaap negara selalu dituduhkan kepada umat Islam denhan jargon terorisme. Al-Qaeda dengan Usamah bin Ladennya menjadi symbol barat untuk memojokkan umat Islam dengan tuduhan sebagai biang terorisme. Sementara mereka fihak Barat (Amerika, Inggris, Prancis) dengan dalih sebagai Dewan Keamanan PBB leluasa dengan mudahnya mengobrak-abrik Negara-negara terutama Negara Islam.
Peristiwa terkini berkaitan dengan bergejolaknya Negara-negara Timur Tengah membuka peluang bagi fihak Barat untuk melemahkan kekuatan Islam; mereka turun tangan dalam permasalahan Negara Syuria, Mesir, Libanon, ataupun Al-jazair dengan dalih sebagai anggota DK PBB, padahal kenyataannya ada maksud tersembunyi, yaitu ingin meruntuhkan kekuatan Umat Islam.
Namun, dibalik kenyataan di atas, kita juga tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan positif umat Islam di setiap Negara yang notabene adalah Negara sekuler. Umat Islam telah banyak tersebar di Negara Australia, Inggris, Prancis, Jerman ataupun Negara-negara eropa yang lainnya; dan yang lebih menggembirakan lagi adalah banyak di antara mereka yang telah masuk dan berpartisifasi dalam kegiatan pemerintahan. Ada di antara umat islam yang menjadi politikus, berkiprah di parlemen, ataupun di bidang yang lainnya tanpa harus meninggalkan identitas mereka sebagai seorang muslim; sehingga dengan posisi tersebut, mereka bisa mempertahankan ajaran Islam yang diyakininya dan lebih jauhnya bisa menhyebarkannya.
Dari deskriftif di atas, bisa disimpulkan bahwa perkembangan islam di Indonesia khususnya dan dunia umumnya cukup menggembirakan; walaupun tentu saja masih banyak tantangan dan rintangan yang disebarkan oleh musuh-musuh Islam yang tidak rela melihat kemajuan yang dialami oleh Umat Islam
irwan.burhanudin@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar