Muhasabah
AKHLAQ
TERHADAP DIRI
Oleh
: Abu Rabbani
قال الله تعالى : قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاها (9) وَقَدْ خابَ مَنْ دَسَّاها (10)
Тerkadang kita terlupa bahwa,kita mempunyai
kewajiban yang harus kita berikan terhadap diri kita sendiri. Kita lupa bahwa
telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki, dan semua anggota tubuh kita
mempunyai hak yang harus mereka terima dari kita. Hak anggota tubuh yang harus
kita berikan adalah berupa pendayagunaan mereka sesuai dengan fithrah yang
Allah tentukan bagi mereka. Mata berhak untuk digunakan demi melihat kebesaran
dan keAgungan Allah SWT; mulut berhak untuk selalu melafalkan lafadz-lafadz
Allah; begitu juga seluruh anggota tubuh kita berhak untuk mengekspresikan
kewajiban mereka yaitu Tunduk dan Patuh akan Kebesaran Allah SWT.
Namun berdasarkan firman Allah SWt surat
Asy-Syams (Q.s 91; 9-10) ternyata ada dua sikap manusia dalam memperlakukan
dirinya; pertama adalah mereka yang memperlakukan dirinya dengan sikap
mahmudah (akhak yang baik), sedang kedua bersikap madzmumah (akhlak
yang jelek). Kapan manusia dikategorikan bersikap mahmudah terhadap
dirinya sendiri? Dan kapan manusia bersikap madzmumah terhadap dirinya?
Berdasar firman Allah SWT “ sungguh telah beruntung orang yang
membersihkan dirinya “ (Q.s asy-Syams, 91:9) maka berdasar ayat tersebut orang
yang berakhlakul mahmudah terhadap dirinya adalah ketika ia mampu
membersihkan jiwanya dari kotoran-kotoran. Makna membersihkan kotoran di sini
bukan makna dhohiriah, yang dimaksud kotoran disini adalah segala sesuatu yang
akan mencemari dan mengotori akidah dan keimanan yang dimiliki oleh seorang
muslim. Insya Allah mengenai kotoran ini
akan terbahas pada ayat ke-10 dari surat
asy-Syams.
Abu Bakar jabir al-jazairi dalam kitabnya Minhajul Muslim
mengungkapkan bahwa ada empat (4) langkah yang harus ditempuh oleh seorang
muslim untuk membersihkan dirinya :
1.
Taubat, tentu ketika
seseorang ingin mebersihkan jiwanya langkah pertama yang harus ditempuh adalah
memohon ampun dulu kepada Allah SWT dari segala dosa yang telah ia perbuat.
Banyak sekali ayat al-Quran yang memerintahkan seseorang untuk bertaubat kepada
Allah SWT. Diantaranya tertera dalam surat
at-Tahrim (Qs 66:8).
2.
al-Muroqobah, ketika
seorang muslim sudah melaksanakan taubat maka langkah selanjutnya adalah
mencoba untuk mendekatkan diri kepa Allah SWT. Karena bagi seorang muslim
kedekatan diri dengan Allah merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar.
Ketika seseorang telah dekat dengan Allah maka ia semakin dekat dengan
Ridla-Nya. Kedekatan kepada Allah bisa tercermin dari seberapa jauhnya ia bisa
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
3.
al-Muhasabah (introspeksi
diri) untu mengetahui jauh dekatnya diri kita dengan Allah SWT, tentu kiranya
kita perlu control terhadap apa yang telah kita lakukan. Maka Allah
memerintahkan kepada kita untuk selalu bermuhasabah diri sebelum nanti dihisab
oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT “Bacalah kitabmu!
Cukuplah hari ini dirimu yang menghisabnya “ (Q.s al-Isra, 17:14). Sahabat Umar
bin Khatab pernah berkata “ Hisablah diri kalian sebelum nanti dihisab oleh
Allah SWT”.
4.
al-Mujahadah
(bersungguh-sungguh) ketika control diri
telah berjalan, maka sikap terakhir yang harus dimiiki oleh seorang muslim
adalah bersungguh-sungguh untuk mencapai keridlaan Allah SWT. Ketika ia
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam beramal shalih maka tentu ia akan
bersegera untuk menggapai Ridha Allah SWT.
Sikap yang kedua adalah sikap Madzmumah (akhlak
jelek) berdasakan firman Allah SWT Q.s asy-Syams (91:10) “dan sungguh celaka
oang yang mengotori jiwanya”. Kotornya jiwa seseoang adalah tatkala ia
mencampurkan ketauhidan dengan kemusyikan, sunnah dengan bid`ah, ikhlas dengan
riya, keimanan dengan kedzaliman. Ada
beberapa penyakit jiwa yang sangat berperan dalam mengotori jiwa seseorang.
1)
Musyrik, ini adalah dosa yang paling berperan
dalam mengotori jiwa seseorang, bahkan Allah mengancam tidak akan mengampuni
bila seseorang berbuat kemusyikan (Q.s an-Nisa, 4: 48).
2)
Riya, perbuatan ini adalah suatu
penyakit yang paling membahayakan bagi keimanan seseoang. Kenapa disebut paling
membahayakan, karena sikap ini kadangkala tidak terasa oleh orang yang
melakukannya. Rasulullah pernah besabda “ yang paling aku takutkan menimpa
umatku adalah adanya Syirik ashghar; para sahabat bertanya apa yang dimaksud
dengan syirik ashghar itu, Rasulullah menjawab `Riya` (H.R Muttafaq
`Alaih).
3)
Dzalim, adalah pebuatan yang
paling sering dilakukan oleh seseorang. Dzalim secara bahasa adalah `kegelapan`
sedangkan makna lebih jauhnya adalah `menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Ketika seseorang sudah mengabaikan kewajiban ia untuk menyembah Allah SWT maka
ia telah berbuat satu kedzaliman. Ketika seseorang menyalahgunakan fungsi salah
satu anggota tubuhnya maka ia juga telah berbuat kedzaliman. Padahal Rasulullah
sudah memberi peringatan keras untuk menjauhi sikap dzalim ini “
berhati-hatilah terhadap kedzaliman, Karena itu akan membuat
kegelapan-kegelapan di hari kiamat” (H.R Muslim).
4)
Hasud, sikap ini juga merupakan
satu penyakit yang membahayakan bagi keimanan seseorang, karena dengan sikap
ini akan memusnahkan segala amal shalih yang telah dilaksanakan oleh seseorang.
Rasulullah juga sangat mewanti-wanti agar seorang muslim bisa menjauhi sikap
hasud ini.
Itulah sebagian
dari penyakit-penyakit yang akan mengotori jiwa seseorang. Apabila kita
terpedaya oleh sikap-sikap di atas niscaya kita akan termasuk kepada
orang-orang yang merugi.
Itulah kandungan ayat 9 dan 10 dari surat
asy-Syams yang menjelaskan tentang adanya dua sikap manusia dalam memperlakukan
dirinya sendiri, wallahu `alam bish-shawab.
izin kopi ustad
BalasHapusCukup membantu
BalasHapusUstadz boleh mintak PDFnya nggk tafsir minhajul muslim
BalasHapus